Minggu, 08 Mei 2011

Petualangan ke Asmat (Kota Diatas Air)

Berpetualang ke Daerah Pedalaman Papua adalah sebuah pengalaman yang sangat mengasyikan. Kali ini saya memasuki daerah yang disebut Asmat, sebuah kabupatren di Provinsi Papua yang dikenal dengan pengrajin ukiran patung khas Asmat.


 

Perjalanan dimulai dari Jayapura dengan menggunakan Pesawat Garuda menuju Timika, Di Timika tidak bisa langsung meneruskan perjalanan karena jadwal pesawat ke sana hanya 2 x seminggu, itupun dengan menggunakan pesawat twin outer berkapasitas 15 penumpang dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit. Bia cuaca buruk jadwal itu bisa berubah
DiTimika harus menginap semalam untuk melanjutkan perjalanan esok hari.


Pesawat Tiba di Bandara Ewer, hanya itu tempat satu-satunya tempat yang bisa di jadikan landasan pesawat yang hanya berukuran kecil tersebut, karena hampir seluruhnya kasawan merupakan rawa-rawa
Kami melanajutkan perjalanan menuju Agats dengan menggunakan speedboat menelusuri sungai selama kurang lebih 1 jam



Agats, adalah ibukota Kabupaten Asmat, seluruh bagian kota dihubungkan dengan jalan jembatan. Jalan utama di kota ini adalah sebuah jembatan dengan lebar kira-kira 2 meter yang memanjang menuju pusat-pusat perekonomian seperti pasar, pusat pemerintahan, pusat kesehatan, sarana umum, tempat ibadah dan sekolah. Masing-masing rumah terhubung dengan jembatan seadanya menuju jembatan utama yang herfungsi sebagai jalan umum bagi pejalan kaki. Tidak ada kendaraan bermotor roda dua dan empat di kota kabupaten seperti Agats. Jadi tidak ada polusi suara maupun polusi udara di sini.
Kondisi seperti ini menciptakan interaksi yang sangat tinggi di antara masyarakat, karena hampir semua warga akan melintas di jalan jembatan ini, tak terkecuali para pejabat. Interaksi masyarakat yang sangat tinggi ini memungkinkan satu sama lain saling mengenal dan saling menyapa.


Kehadiran orang asing atau tamu akan langsung dikenali di wilayah itu Masyarakat Asmat sangat ramah dengan para pendatang baru atau tamu di wilayahnya. Mereka biasanya akan menyapa selamat pagi atau selamat siang jika berpapasan di jalan.


Untuk keperluan hidup sehari-hari seperti mencari sagu dan gaharu di hutan, mereka juga menggunakan perahu. Perahu-perahu orang Asmat sangat kuat karena menggunakan kayu besi yang panjangnya bisa sampai 7- 8 meter. Perahu itu diberi warna meerah kecoklatan, dengan perpaduan ornamen warna putih dan hitam. Pada ujung perahu dibuat ukiran khas Asmat yang indah. Di tengah perahu hiasanya dibuat perapian dengan alas tanah. Sehingga ketika mereka mendayung perahu berjam-jam atau perjalanan berhari-hari perapian itu bisa dimanfaatkan untuk memasak sagu atau membakar ikan. Sebuah cara yang unik, cerdik dan alami.

Ciri khas suku Asmat ketika mendayung perahu sangat unik. Mereka melakukannya tidak dengan duduk melainkan sambil berdiri. Anehnya mereka bisa menjaga keseimbangan tubuh sehingga perahu tetap jalan dan tidak terguling, Bahkan anak-anak Asmat pun bisa melakukan yang dilakukan orang tua mereka. Sebuah pemandangan yang unik dan menarik.

Suku Asmat adalah salah satu suku di Papua yang terkenal di dunia karena apa yang pernah dipraktekkan di masa lalu yaitu sebagai suku yang suka memenggal kepala musuh dan juga karena keunikan ide mereka serta keindahan desain yang mereka miliki dalam ukiran kayu.
Meski memiliki kesamaan di bidang seni ukir, tetapi mereka juga memiliki perbedaan pola dan model ukiran. Demikian pun dalam hal adat istiadat, ada pula perbedaannya. Dalam pesta adat misalnya, antara mereka yang berada di dekat pantai akan berbeda dengan mereka yang berada di pedalaman hutan. Kayu yang digunakan untuk membuat karya ukir juga memiliki perbedaan. Mereka yang berada di dekat pantai akan menggunakan kayu dari hutan mangrove.

Untuk makanan, mereka mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok, termasuk hasil tangkapan air seperti ikan, udang, kepiting yang berlimpah ruah di perairan wilayah Asmat. Mereka juga menggemari makanan tambahan seperti ulat sagu atau sejenis ulat kayu yang sudah lapuk.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hakhak..semangat ngblogny masih membara rupany

-pasifika-

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...