Sabtu, 30 Juli 2011

5 dari 10 Anak Keluhkan Orangtua Suka Marah

Moms marahi anak (Foto: Corbis)Kesibukan orangtua kerap menyita waktu kebersamaan dengan keluarga. Hasilnya, kedekatan orangtua dan anak pun tak lagi terbangun. Apakah Anda mengalaminya?
Di zaman modern seperti sekarang di mana dinamika hidup begitu tinggi tak hanya memengaruhi pribadi semata tapi juga keluarga. Apalagi, kelelahan akibat rutinitas sudah cukup menguras tenaga. Tak heran ketika orangtua sampai di rumah, energi mereka pun menurun. Ujung-ujungnya, kelelahan tersebut berbuah dengan keminiman komunikasi dengan keluarga hingga kemarahan terhadap anak.

Hal itu diperparah dengan keberadaan gadget seperti laptop dan handphone yang kian menyita waktu para orangtua dan anak. Intensitas yang seharusnya terbangun pun makin terpinggirkan dan bahkan tak terlalui sama sekali.

Vanda Ratana, Marketing Manager Savory Snack PT Kraft Foods Indonesia dalam acara konferensi pers mensosialisasikan “Delapan Cara Eratkan Keluargaku” persembahan Kraft Kejucake di Birdcage Parc Resto, Jalan Wijaya, Jakarta, Selasa (26/7/2011) mengatakan, sangat penting bagiorang tua untuk selalu bersama meluangkan waktu bersama keluarga baik secara fisik maupun emosi yang dilakukan penuh kasih sayang dan saling menghormati. Sebagai solusi kebersamaan dengan keluarga menjadi kegiatan yang ditunggu karena menyenangkan dan bisa dijadikan sebagai medium baik untuk mengembangkan perilaku positif anak. Untuk itulah, Kraft Kejucake memberikan trik “Delapan Cara Eratkan Keluargaku”.

Mengontrol emosi

Hasil survei menunjukkan, sekira 5 dari 10 anak berpendapat bahwa orangtua mereka suka marah. Hindari emosi negatif seperti marah, kesal dan kecewa ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan Anda juga hindari memotong pembicaraan dan menyalahkan anak.

“Jika terlalu lelah dan merasa kesal, hindari mengobrol langsung dengan anak Anda. Sebagai gantinya, tinggalkan sementara waktu dan sekadar menyapa pada anak ketika Anda baru pulang dari kantor dan silahkan mengobrol ketika suasana hati sudah mencair,” ujar Hanny Muchtar Darta selaku Parenting Consultant.

Beraktivitas bersama

Hasil survei menunjukkan, 1 dari 10 anak merasa dekat dengan ayah dan 3 dari 10 anak merasa dekat dengan ibu. Usahakan untuk meluangkan waktu setiap harinya minimal 15 menit bersama keluarga, misalnya dengan melakukan sarapan, makan malam ataupun ibadah bersama.

“Lakukan kegiatan apapun bersama keluarga. Hal terpenting adalah faktor kebersamaannya,” sambung Hanny.

Tetapkan aturan

Buatlah aturan ketika keluarga sedang bersama, telepon maupun komputer harus dimatikan dan komunikasi dilakukan secara langsung. Hal ini merupakan bagian dari mengembangkan perilaku disiplin.

”Orangtua sebaiknya memberi contoh terlebih dahulu untuk menyisihkan sejenak gadget saat bersama dengan anaknya agar tidak saling defensif (mengklaim alasan satu sama lain),” ujarnya.

Kontak mata

Ketika sedang mendengarkan berikan tatapan mata penuh kasih sayang dan perhatian penuh. Agar anak merasa diperhatikan dan didengarkan. Dengan melakukan kontak mata yang baik sambil memerhatikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh, kita pun dapat memahami perasaan anak kita.

Bercerita

Hasil survei menunjukkan, hanya 2 dari 10 orangtua berbagi cerita dengan anaknya. Padahal aktivitas ini sangat penting untuk membangun kedekatan emosi dengan anak. Mulailah dengan menceritakan perasaan Anda akan apa yang terjadi pada hari itu. Setelah itu, giliran anak-anak untuk bercerita. Jika anak belum mau, hindari untuk memaksakan dan membandingkannya dengan sang kakak atau adik.

Simak dan ulangi

Dengarkan anak dengan penuh perhatian dan ulangi kembali pernyataannya sebagai bukti bahwa Anda telah mendengar dengan baik dan Anda memahami perasaannya. Misalnya, “Jadi Randy merasa kesal karena tadi di sekolah temanmu bilang potongan rambutmu aneh?”

Validasi

Hasil survei menunjukkan sekitar 8 dari 10 orangtua memperbaiki emosi negatif anak. Hindari untuk memperbaiki perasaan anak. Sebaiknya hal yang harus Anda lakukan adalah memvalidasi perasaan anak, misalnya, “Bunda memahami perasaan Randy dan menurutmu apa yang sebaiknya kamu atau bunda lakukan untuk membuatmu lebih nyaman?”

Pesan positif

Gunakan waktu bersama menyampaikan nilai-nilai positif untuk mengembangkan perilaku positif, membangun kebiasaan baik, seperti gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur.


Sumber : Okezone

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...